BAB VIII
PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT.
Prasangka adalah sikap yang negatif terhadap sesuatu tanpa ada alasan yang mendasar atas pribadi tersebut. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dsb).
Prasangka dan diskriminasi adalah stereotyping, yaitu suatu kecenderungan untuk mengidentifikasi dan menggeneralisasi setiap individu, benda dan sebagainya ke dalam kategori-kategori yang sudah dikenal. Prasangka dan diskriminasi berhubungan erat satu dengan yang lainnya karena pada teorinya prasangka bersumber pada satu sikap dan diskriminasi menunjuk pada satu sikap, prasangka dapat menjadi dasar dari diskriminasi, dan pada akhirnya mereka akan melakukan tindakan yang negatif.
Apabila muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, atau terhadap suku bangsa , kelompok etnis tertentu, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan yang lebih luas. Suatu contoh : Beberapa peristiwa yang semula menyangkut beberapa orang saja bisa menjadi luas dan melibatkan sejumlah orang, misalnya akibat berebut pacar antar geng motor bisa menyebabkan kerusuhan dan meresahkan orang lain.
B. Sebab - Sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi
Sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi:
1. Konflik langsung antar kelompok, prasangka muncul karena kompetisi antarkelompok sosial untuk memperoleh kesempatan atau komoditas yang berharga yang berkembang menjadi rasa kebencian, prasangka dan dasar emosi.
2. Kategorisasi Sosial, yakni kecenderungan untuk membuat kategori sosial yang membedakan antara in-group“kita” dengan out-group“mereka”.
3. Mekanisme kognitif lain, ilusi tentang hubungan yaitu kecenderungan melebih-lebihkan penilaian tingkah laku negatif dalam kelompok yang relatif kecil.
4. Pengalaman awal, prasangka dipelajari dan dikembangkan dengan melalui pengalaman langsung dan observasi/vicarious.
C. Usaha - Usaha Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi.
Mengatasi dampak prasangka dan diskriminasi yaitu sebagai berikut. 1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi, dengan program pemerataan pembangunan oleh pemerintah 2. Perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warga Indonesia, tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas saja. 3. Sikap terbuka dan sikap lapang serta selalu menjalin komunikasi dua arah agar tidak terjadi kecurigaan antara satu orang dengan lainnya.
D. Pengertian Etnosentrisme.
Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsanya merupakan cara hidup yang paling baik. Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah maka sikap demikian akan menimbulkan konflik. Di sisi yang lain, jika dilihat dari fungsi sosial, etnosentrisme dapat menghubungkan seseorang dengan kelompok sehingga dapat menimbulkan solidaritas kelompok yang sangat kuat. Dampak positif dari etnosentrisme yaitu dapat mempertinggi semangat patriotisme, menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan, serta mempertinggi rasa cinta pada bangsa sendiri.
- PERBEDAAN KEPENTINGAN.
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya
esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil
memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya
maupun bagi lingkungannya.
Dengan
berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam
memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu
dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan
tersebut.
Oleh
karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis
dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan
sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Setiap
individu tentu memiliki kepentingan yang berbeda dalam mengerjakan sesuatu.
Demikian pula dengan kelompok. Setiap kelompok memiliki kepentingan yang
berbeda-beda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Kepentingan itu dapat
menyangkut politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Perbedaan
kepentingan itu antara lain berupa :
1.
kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
2.
kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
3.
kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
4.
kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5.
kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
6.
kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
7.
kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8.
kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Kenyataan-kenyataan
seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang
akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama
dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara
harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh
sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang
kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
- PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME.
Prasangka adalah sikap yang negatif terhadap sesuatu tanpa ada alasan yang mendasar atas pribadi tersebut. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dsb).
Prasangka dan diskriminasi adalah stereotyping, yaitu suatu kecenderungan untuk mengidentifikasi dan menggeneralisasi setiap individu, benda dan sebagainya ke dalam kategori-kategori yang sudah dikenal. Prasangka dan diskriminasi berhubungan erat satu dengan yang lainnya karena pada teorinya prasangka bersumber pada satu sikap dan diskriminasi menunjuk pada satu sikap, prasangka dapat menjadi dasar dari diskriminasi, dan pada akhirnya mereka akan melakukan tindakan yang negatif.
Apabila muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, atau terhadap suku bangsa , kelompok etnis tertentu, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan yang lebih luas. Suatu contoh : Beberapa peristiwa yang semula menyangkut beberapa orang saja bisa menjadi luas dan melibatkan sejumlah orang, misalnya akibat berebut pacar antar geng motor bisa menyebabkan kerusuhan dan meresahkan orang lain.
B. Sebab - Sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi
Sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi:
1. Konflik langsung antar kelompok, prasangka muncul karena kompetisi antarkelompok sosial untuk memperoleh kesempatan atau komoditas yang berharga yang berkembang menjadi rasa kebencian, prasangka dan dasar emosi.
2. Kategorisasi Sosial, yakni kecenderungan untuk membuat kategori sosial yang membedakan antara in-group“kita” dengan out-group“mereka”.
3. Mekanisme kognitif lain, ilusi tentang hubungan yaitu kecenderungan melebih-lebihkan penilaian tingkah laku negatif dalam kelompok yang relatif kecil.
4. Pengalaman awal, prasangka dipelajari dan dikembangkan dengan melalui pengalaman langsung dan observasi/vicarious.
C. Usaha - Usaha Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi.
Mengatasi dampak prasangka dan diskriminasi yaitu sebagai berikut. 1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi, dengan program pemerataan pembangunan oleh pemerintah 2. Perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warga Indonesia, tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas saja. 3. Sikap terbuka dan sikap lapang serta selalu menjalin komunikasi dua arah agar tidak terjadi kecurigaan antara satu orang dengan lainnya.
D. Pengertian Etnosentrisme.
Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsanya merupakan cara hidup yang paling baik. Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah maka sikap demikian akan menimbulkan konflik. Di sisi yang lain, jika dilihat dari fungsi sosial, etnosentrisme dapat menghubungkan seseorang dengan kelompok sehingga dapat menimbulkan solidaritas kelompok yang sangat kuat. Dampak positif dari etnosentrisme yaitu dapat mempertinggi semangat patriotisme, menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan, serta mempertinggi rasa cinta pada bangsa sendiri.
- PERTENTANGAN SOSIAL KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT.
Konflik
mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa
dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar.
Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari suatu konflik, yaitu
terdapat
dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik
unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan,
masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan
terdapat
interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut
Konflik
merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang
sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada
lingkungan diri seseorang, kelompok, dan masyarakat. Adapun cara pemecahan
konflik tersebut :
Elimination,
pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik
Subjugation
atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak
lain untuk mengalah
Majority
Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
Minority
Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak
merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan
kegiatan bersama
Compromise,
artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah
Integration,
artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan
ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak.
A.
Masyarakat majemuk dan Nasional Indonesia
Masyarakat
Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional yang
berwujud Negara Indonesia. Untuk lebih jelasnya dikemukakan aspek dari
kemasyarakatan tersebut:
1.
Suku bangsa dan kebudayaan, Indonesia terdiri dari sejumlah suku bangsa dengan
berbagai kebudayaan.
2.
Agama, Indonesia memiliki toleransi yang besar terhadap berbagai kepercayaan.
3.
Bahasa, pada suku-suku bangsa yang bermacam-macam itu terikat oleh bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
4.
Nasional Indonesia, adalah merupakan kesatuan solidaritas yang terbentuk
sebagai hasil perjuangan kemerdekaan Indonesia.
B.
Intergrasi
Masalah
besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara
masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian
persatuan.
Variable-variabel
yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi adalah:
1.
Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2.
Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antara warga
Negara Indonesia asli dan keturunan (Arab/Cina).
3.
Agama, sentiment agama dapat digerakan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
4.
Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan
tertentu.
C.
Integrasi sosial
integrasi
sosial (masyarakat) dapat diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota
masyarakat mulai dari individu, keluarga, lembaga masyarakat secara
keseluaruhan.
Sumpah
pemuda 28 Oktober 1928, merupakan bukti sejarah perwujudan solidaritas sosial
yang begitu kental antar golongan pemuda. Pada hakikatnya bangsa Indonesia
adalah satu corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal mengembangkan budaya bangsa seluruhnya, sehingga menjadi modal
dasar bagi terwujudnya Integrasi sosial-Integrasi Nasional.
D.
Integrasi nasional
1.
Beberapa permasalahan integrasi nasional
a)
Perbedaan Ideoloogi
b)
Kondisi masyarakat yang majemuk
c)
Masalah territotial daerah yang berjarak cukup jauh
d)
Pertumbuhan partau politik
2.
Upaya pendekatan
Upaya
yang dilakukan untuk memperkecil atau menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu
antara lain:
- Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara terhadap ideolgi nasional
- Membuka isolasi antar berbagai kelompok dengan membangun sarana komunikasi, informasi, dan transformasi
- Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
- Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing
GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL.
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai
masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial
yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia.
Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
1.Suku
bangsa dan kebudayaannya.
2.
Agama
3.
Bahasa
4.
Nasional Indonesia.
Integrasi Sosial adalah proses penyesuaian
di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut
pandangan para penganut fungsionalisme struktural, sistem sosial senantiasa
terintegrasi terdiri atas dua landasan berikut:
1.
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus di antara sebagian besar anggota masyarakat.
2.
Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi
anggota dari berbagai kesatuan sosial.
Menurut William F. Ogburn dan Mayer
Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah:
1.
Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan- kebutuhan satu dengan lainnya
2.
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai.
3.
Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara
konsisten.
- INTEGRASI NASIONAL.
Integrasi Nasional adalah penyatuan
bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang
lebih utuh. Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan
kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di
seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).
- Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi.
- Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial.
- Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.
- Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
- Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.
- Sumber :
http://blog-pelajaransekolah.blogspot.com/2013/06/pengertian-etnosentrisme.html
http://nadiaswahedi.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://psibadi-oktavia.blogspot.com/2013/01/psikologi-sosial-prasangka-dan.html
http://dodigundar.blogspot.com/2014/11/.html
Comments
Post a Comment